Anda Akan Menemukan 6 Kenikmatan Dalam Puasa

anda-akan-menemukan-6-kenikmatan-dalam-puasa

Bibir yang kering terlepas satu sama lain saat lidah mulai menyebut nama Allah. Tenggorokan, yang sekarang kering, mengantisipasi tegukan air untuk membasahinya.

Sudah lebih dari dua belas jam dan tubuh telah berpuasa.

Saat langit memudar menjadi panji-panji kuning, oranye, dan merah, detik-detik awal matahari terbenam membawa kebahagiaan yang tak terlukiskan bagi jiwa.

Bukan kebahagiaan karena puasanya usai, tapi kebahagiaan karena alasan lain.

Nabi Muhammad menggambarkan saat-saat ini dengan mengatakan:

Orang yang berpuasa memiliki dua jenis kebahagiaan: kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika dia bertemu dengan Tuhannya. (Al-Bukhari)

Salah satu cara untuk bersiap atau mempersiapkan suatu usaha adalah dengan tetap melihat tujuan akhir. Tujuan akhir mengingatkan kita pada gambaran yang lebih besar. Ini memungkinkan kita untuk fokus pada tujuan itu sendiri dan tidak membiarkan tantangan proses membanjiri kita.

Dalam hadits yang dikutip sebelumnya, Nabi Muhammad menetapkan tujuan-tujuan kecil dan besar Ramadhan. Mengejar tujuan ini berfungsi sebagai cara ideal untuk mempersiapkan Ramadhan.

Tujuan harian atau tujuan kecil adalah untuk menemukan kebahagiaan di akhir puasa. Tujuan utama adalah untuk menemukan kebahagiaan di akhir misi hidup ketika seseorang bertemu Allah.

Persiapan Ramadhan tidak mengharuskan seseorang menghabiskan waktu berjam-jam di gym atau melakukan diet. Persiapannya lebih berhubungan dengan jiwa dan hati daripada tubuh fisik.

Mengingat bahwa kebahagiaan harus terjadi di penghujung hari mendorong seseorang untuk berpuasa hari itu dengan cara tertentu.

Seseorang yang melakukan kejahatan selama hari puasa cenderung tidak merasa bahagia di penghujung hari. Ini biasanya terjadi ketika puasa lebih dilihat sebagai aktivitas fisik daripada aktivitas spiritual.

Jika hati memiliki kesehatan spiritual, orang seperti itu akan merasa bersalah dan menyesal di penghujung hari. Jika hati kurang sehat rohani, maka orang tersebut mungkin merasakan kebahagiaan tetapi lebih bersifat jasmani.

Nabi Muhammad menjelaskan bahwa puasa tidak boleh dilihat semata-mata sebagai operasi diet:

Jika seseorang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan yang salah, maka Allah tidak perlu meninggalkan makanan dan minumannya. (Al-Bukhari)

Apa yang harus terjadi di siang hari untuk memastikan bahwa ada kebahagiaan di penghujung hari?

Untuk menjawab ini, kita perlu memahami penyebab kebahagiaan. Mengapa orang ini mengalami kebahagiaan di akhir puasa?

Alasan kebahagiaan di penghujung hari banyak sekali. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Karena Penyelesaian

Perasaan bahagia yang alami muncul ketika seseorang menyelesaikan tugas. Seseorang pada saat berbuka puasa bahagia karena Allah telah mengizinkannya untuk menyelesaikan ibadah ini. Allah berfirman:

Dan apapun nikmat yang kamu miliki, itu dari Allah. (Al-Qur'an 16:53 )

Senang Untuk Imbalan

Puasa adalah ibadah yang pahalanya tidak terbatas. Ini saja merupakan penyebab besar kebahagiaan bagi orang yang berpuasa. Allah menjelaskan status pahala dalam sebuah hadits qudsi:

Setiap amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasan karenanya. (Al-Bukhari)

Bahagia Karena Sehat

Secara alami, kesehatan seseorang yang baik berkontribusi pada kebahagiaan mereka. Puasa sehari meningkatkan kekuatan hati dan jiwa.

Selain itu, ada banyak manfaat kesehatan bagi tubuh dari puasa seperti yang dibuktikan dalam banyak penelitian. Gabungan peningkatan kesehatan yang baik untuk tubuh, hati, dan jiwa menambah kebahagiaan orang tersebut.

Bahagia Karena Keinginan Dikabulkan

Saat berbuka puasa, ada saat di mana doa- doa dikabulkan. Ini adalah kesempatan untuk meminta apa pun yang disukai seseorang di dunia dan di akhirat. Ibnu Umar berkata:

“Dulu dikatakan bahwa bagi setiap mukmin ada doa yang terkabul pada saat berbuka puasa. Baik itu dipenuhi untuknya di dunia atau disimpan untuknya di akhirat.” (Cabang Iman, al-Bayhaqi-Hasan)

Kebahagiaan untuk Kebebasan

Saat matahari terbenam dan malam dimulai, seseorang senang dengan kesempatan untuk dibebaskan dari api neraka. Ini bisa menjadi malam ketika seseorang dibebaskan. Setiap malam Ramadhan diberikan kebebasan, Nabi Muhammad bersabda:

Allah membebaskan manusia dari api neraka, dan itu ada di setiap malam. (Sahih al-Jami')

Pola Pikir Orang Puasa

Seseorang yang menjadikan kebahagiaan sebagai tujuannya akan sadar akan apa yang mengarah ke sana. Orang yang berpuasa pada hari puasa ini akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap puasa dari orang yang mengabaikan kebahagiaan dalam puasa.

Orang yang sadar di siang hari tidak akan mengeluh tentang lamanya puasa karena mereka menantikan kebahagiaan akhir.

Orang yang berpuasa tidak akan merasa kekurangan makanan, minuman, atau hubungan perkawinan karena kebahagiaan pahala yang tak terbatas menghilangkan pikiran kekurangan.

Apa pun tantangan yang dihadapi orang yang berpuasa di siang hari, dia berharap untuk menghilangkan hambatan yang dia hadapi dengan membuat doa di akhir puasa.

Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan Ramadhan adalah dengan fokus pada kebahagiaan yang dibawa oleh puasa. Allah berkata:

Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya dengan itu hendaklah mereka berbahagia; itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan. (Al-Qur'an 10:58 )

(dari arsip Discovering Islam)