Mengkritisi Boleh Tapi Bijak Dalam Melihat Kasus Kecelakaan Bus Study Tour di Subang, Jawa Barat

mengkritisi-boleh-tapi-bijak-dalam-melihat-kasus-kecelakaan-bus-study-tour
Bus kecekalaan di Subang, Jawa Barat. (Branda Antara)

Baru-baru ini, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan sebuah insiden tragis yang melibatkan kecelakaan sebuah bus yang digunakan untuk study tour di Subang, Jawa Barat. Kejadian ini telah menelan korban jiwa dan luka-luka, serta memicu berbagai reaksi dari masyarakat, media, dan pihak berwenang. Dalam situasi seperti ini, kritik dan evaluasi tentu saja penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Namun, kritik harus disampaikan dengan bijak dan berlandaskan pada data yang valid serta pemahaman yang komprehensif, bukan menyalahkan guru atau merendahkan profesi guru di media sosial guru “mencari keuntungan”, karena ibarat pepatah seribu kebaikan hilang dengan satu kejadian.
{getToc} $title={Ringkasan}

Mengkritisi Tanpa Menyalahkan Secara Prematur


Sebelum melontarkan kritik, sangat penting untuk mengumpulkan informasi yang lengkap dan akurat. Dalam kasus ini, misalnya, penyebab kecelakaan seperti apakah karena kelalaian pengemudi atau kondisi kendaraan. Faktor eksternal seperti kondisi jalan, cuaca, serta manajemen keselamatan dari pihak sekolah juga perlu diperhatikan. Kritik yang disampaikan secara prematur dan tanpa dasar yang kuat tidak hanya tidak membantu, tetapi juga bisa menyesatkan opini publik. Selama ini banyak netizen banyak yang menyalahkan kegiatan study tournya bukan mengkritisi sistem dan prosedurnya apakah kendaraan tersebut layak beroperasi, bukan dilihat dari tampilan busnya yang kelihatan baru nyatanya kualitas bus "Odong-odong".

Pentingnya Evaluasi Keselamatan


Setelah tragedi seperti ini, evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan harus menjadi prioritas utama. Sekolah dan penyelenggara tur atau biasa disebut Biro Pariwisata harus memastikan bahwa kendaraan yang biro digunakan dalam kondisi prima dan pengemudi yang ditugaskan memiliki pengalaman serta kualifikasi yang memadai. Selain itu, perlu ada peninjauan terhadap rencana perjalanan, termasuk pemilihan rute yang aman dan jadwal yang tidak melelahkan bagi pengemudi, dan pihak sekolah sebelum berangkat harus memiliki kesepakatan dengan biro pariwisata untuk menggunakan tahun bus pariwisata sesuai dengan Permenhub No. 16/2019 Tentang Perubahan Atas Permenhub No. 117/2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek dengan batasan usia maksimal 10 tahun operasi dari tahun pembuatan.
 

Peran Media dan Netizen


Media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi, namun harus dilakukan dengan tanggung jawab. Berita yang sensasional tanpa verifikasi dapat menciptakan kepanikan dan menyebarkan informasi yang tidak akurat. Demikian pula, netizen di media sosial harus lebih bijak dalam menyampaikan opini. Menyebarkan spekulasi atau informasi yang belum terkonfirmasi hanya akan menambah kebingungan dan kekhawatiran, yang pada akhirnya akan mencoreng kegiatan yang sudah dirancang dengan baik dan sekolah yang mempunyai standar keamanan yang bagus tentang kegiatan tersebut juga akan terkena imbasnya. Memang dalam dunia pendidikan itu terutama dari tingkat dasar hingga menengah (SD – SMA/Sederajat) dikenal ada kegiatan study tour yang bersifat tidak wajib atau kesepatan diawal dengan orang tua tidak serta merta dilakukan.

Nah kalau di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) ada kegiatan Kunjungan Industri, kegiatan ini masuk agenda di kurikulum SMK tujuannya memperkenalkan Industri/Perusahaan/Pabrik selama 1-2 hari ke siswa sebelum siswa tersebut melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 6 bulan di Industri.

Pertanyaanya adalah "kan bisa kegiatan kunjungan industri dilaksanakan secara daring (online)?"

Jawabannya tentu masing-masing pribadi berbeda-beda menurut preferensi masing-masing. Karena setahu penulis di internet atau di YouTube juga banyak kegiatan-kegiatan tentang kegiatan di Industri atau pabrik tapi sebagian besar adalah memuat hanya profil perusahaan tidak menampilkan proses produksi yang tentu saja tidak di perlihatkan ke publik karena ini adalah rahasia perusahaan, termasuk ketika siswa berkunjung pun tidak boleh memotret/memvideo proses di industri/pabrik kecuali dokumentasi yang diberikan oleh pihak manajemen di pabrik.

Mungkin kalau kegiatannya semacam tour/wisata bisa juga dilakukan secara daring, atau dikenal dengan istilah wisata virtual karena sudah banyak aplikasi di internet yang menampilkan tempat wisata secara virtual.

Dukungan dan Empati


Selain kritik, dukungan dan empati juga sangat diperlukan bagi para korban dan keluarga mereka. Tragedi ini telah menimbulkan duka yang mendalam, dan mereka yang terdampak membutuhkan dukungan moral dan psikologis. Komunitas dan pemerintah setempat perlu bergandengan tangan dalam memberikan bantuan yang diperlukan, baik itu dalam bentuk bantuan medis, finansial, maupun dukungan emosional.

Pelajaran dari Kasus


Kasus kecelakaan mobil study tour di Subang ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Evaluasi terhadap keselamatan dalam kegiatan pendidikan di luar sekolah harus menjadi agenda rutin. Setiap kegiatan yang melibatkan perjalanan jauh harus dipersiapkan dengan matang, memperhitungkan semua aspek keselamatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Penutup


Mengkritisi suatu insiden adalah hal yang wajar dan bahkan diperlukan untuk perbaikan di masa depan. Namun, kritik harus disampaikan dengan bijak, berdasarkan fakta, dan disertai empati. Tragedi di Subang ini mengingatkan kita semua akan pentingnya keselamatan dan tanggung jawab bersama dalam setiap kegiatan. Dengan bersikap bijak dan responsif, kita dapat mencegah terjadinya kejadian serupa dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat.