Merenungkan Hikmah Isra Mikraj: Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW

merenungkan-hikmah-isra-mikraj
Foto representatif by: freepik.com/author/pikisuperstar

Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam. Peristiwa ini tidak hanya menandai perjalanan fisik yang luar biasa, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh hikmah bagi Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Dalam satu malam, Rasulullah SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem (Isra) dan kemudian naik ke langit tertinggi untuk bertemu langsung dengan Allah SWT (Mikraj). Peristiwa ini menjadi salah satu mukjizat besar yang membuktikan kebesaran Allah dan kedudukan istimewa Nabi Muhammad SAW.
{getToc} $title={Daftar Isi}

Latar Belakang Isra Mikraj

Isra Mikraj terjadi pada masa-masa sulit dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Beliau baru saja kehilangan dua orang tercinta, yaitu pamannya, Abu Thalib, yang menjadi pelindungnya, dan istrinya, Khadijah, yang selalu memberikan dukungan moral. Tahun ini bahkan dikenal sebagai "Amul Huzn" atau Tahun Kesedihan. Dalam situasi penuh kesulitan inilah, Allah SWT memberikan hadiah berupa Isra Mikraj sebagai penghiburan dan penguatan iman.

Isra Mikraj disebutkan dalam Al-Qur'an, di antaranya dalam Surah Al-Isra ayat 1:

"Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Ayat ini menggambarkan kebesaran peristiwa Isra Mikraj dan menegaskan bahwa perjalanan ini bukanlah perjalanan biasa, melainkan perjalanan yang penuh keajaiban.

Perjalanan Isra

Perjalanan Isra dimulai dari Masjidil Haram di Mekah. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW ditemani oleh Malaikat Jibril dan menunggangi Buraq, seekor makhluk yang mampu bergerak dengan kecepatan luar biasa. Dalam perjalanan menuju Masjidil Aqsha, Nabi singgah di beberapa tempat yang memiliki nilai sejarah dan spiritual penting, seperti Madinah, Bukit Tursina, dan Betlehem. Di setiap tempat ini, Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat sebagai bentuk penghormatan kepada tempat-tempat tersebut.

Setibanya di Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad SAW memimpin shalat bersama para nabi yang telah mendahuluinya. Momen ini menegaskan bahwa beliau adalah pemimpin para nabi dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi di hadapan Allah SWT.

Perjalanan Mikraj

Setelah perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan Mikraj, yaitu perjalanan menuju langit. Dalam perjalanan ini, beliau melewati tujuh lapis langit dan bertemu dengan para nabi, seperti Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh. Setiap pertemuan ini memberikan pelajaran dan penguatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Puncak dari perjalanan Mikraj adalah ketika Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul Muntaha, sebuah tempat yang menjadi batas akhir bagi makhluk. Di sini, beliau menerima perintah langsung dari Allah SWT berupa kewajiban shalat lima waktu bagi umat Islam. Perintah shalat ini awalnya ditetapkan sebanyak lima puluh waktu, tetapi atas saran Nabi Musa dan kerendahan hati Nabi Muhammad SAW, jumlahnya dikurangi menjadi lima waktu dengan pahala yang setara dengan lima puluh waktu.

Hikmah dan Pelajaran dari Isra Mikraj

Peristiwa Isra Mikraj mengandung banyak hikmah dan pelajaran yang relevan bagi umat Islam hingga hari ini. Berikut adalah beberapa di antaranya:
  1. Keimanan kepada Mukjizat: Isra Mikraj adalah salah satu mukjizat terbesar yang menunjukkan kebesaran Allah SWT dan keistimewaan Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini mengajarkan umat Islam untuk mempercayai hal-hal yang berada di luar jangkauan akal manusia, asalkan itu berasal dari wahyu Allah.
  2. Shalat sebagai Tiang Agama: Salah satu hikmah terbesar dari Isra Mikraj adalah penetapan shalat lima waktu. Shalat menjadi sarana komunikasi langsung antara hamba dan Allah SWT. Hal ini mengingatkan umat Islam untuk menjaga shalat sebagai ibadah utama dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Pentingnya Kesabaran dan Keteguhan Hati: Isra Mikraj terjadi pada masa penuh kesedihan dalam hidup Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Allah SWT selalu memberikan jalan keluar dan penghiburan bagi hamba-Nya yang sabar dan tawakal.
  4. Kedudukan Nabi Muhammad SAW: Dengan memimpin shalat bersama para nabi di Masjidil Aqsha dan melakukan perjalanan Mikraj, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kedudukan istimewanya sebagai Rasul terakhir dan pemimpin umat manusia.
  5. Signifikansi Masjidil Aqsha: Masjidil Aqsha memiliki tempat istimewa dalam sejarah Islam. Sebagai kiblat pertama umat Islam, masjid ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan umat Islam di seluruh dunia.

Relevansi Isra Mikraj dalam Kehidupan Modern

Isra Mikraj bukan hanya peristiwa historis, tetapi juga pelajaran yang relevan bagi kehidupan modern. Dalam era yang penuh tantangan ini, umat Islam diajak untuk memperkuat hubungan dengan Allah melalui shalat, menguatkan iman dalam menghadapi cobaan, dan menjaga persatuan di tengah keberagaman.

Selain itu, peristiwa Isra Mikraj mengajarkan pentingnya memiliki visi spiritual dalam hidup. Seperti perjalanan Nabi Muhammad SAW yang melibatkan dimensi fisik dan spiritual, kehidupan manusia juga memerlukan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Dengan mengambil hikmah dari Isra Mikraj, umat Islam dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna dan penuh kesadaran.

Penutup

Isra Mikraj adalah peristiwa luar biasa yang membawa banyak pelajaran dan hikmah bagi umat Islam. Sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, peristiwa ini mengingatkan kita akan kebesaran Allah SWT, pentingnya shalat, dan nilai-nilai kesabaran, keteguhan hati, serta persatuan. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat menjadi hamba yang lebih dekat kepada Allah SWT dan menjalani hidup dengan penuh keberkahan.